Senin, 30 Oktober 2017

APLIKASI TANK MODEL DALAM PENENTUAN SEDIMEN MELAYANG DAS

PENDAHULUAN
Berbagai upaya untuk mempelajari keseimbangan air dinamis dalam satuan daerah aliran sungai telah banyak dilakukan dan beberapa telah menghasilkan model hidrologi yang cukup baik. Diantaranya telah berkembang Tank Model dengan berbagai variasinya mengikuti kondisi aktual lapangannya. Tidak jarang beberapa set Tank Model disusun berlapis-lapis dalam rangka mempresentasikan kondisi lapangan. Namun demikian, pada hakekatnya ia tetap konsisten mengikuti bentuk aslinya, yang disebut Standard Tank Model (Mustafril, 2014). Berbagai metode telah banyak dikembangkan untuk menyederhanakan sistem hidrologi alam sehingga perilaku sebagian komponen di dalam sistem dapat diketahui. Parameter yang diperlukan sebagai data masukannya pun lebih sederhana,  mudah diukur dan cepat diperoleh hasil keluarannya. Model semacam ini diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada suatu DAS yang kurang lengkap atau bahkan tidak tersedia datanya.

TUJUAN
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pemodelan dalam menentukan sedimen melayang pada suatu daerah aliran sungai dengan asumsi besar sedimen melayang berkorelasi dengan besar curah hujan.

PEMBAHASAN
Pemahaman dan pengenalan tentang karakteristik komponen-komponen yang ada di dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat diperlukan di dalam praktek pengelolaan DAS. Hal ini tidak mudah untuk dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh karena setiap komponen tersebut memiliki keragaman/ variabilitas secara spasial dan temporal. Interdependensi dan interaksi komponen-komponen DAS merupakan peubah yang juga turut mempengaruhi karakteristik umum dari sistem DAS dan terjadi dalam suatu kesetimbangan dinamis sehingga pola dan sifat interaksi dan interdependensinya juga selalu berubah. Oleh karena itu ilmu pengetahuan selalu mencoba mengembangkan dan menggunakan sistem modelling dalam pendekatan pengelolaan DAS untuk membantu memahami sifat dan perubahan sifat dari komponen-komponen tersebut.
Berbagai model simulasi hidrologi telah banyak dikembangkan di negara maju, untuk menerangkan proses perubahan masukan hujan menjadi keluaran berupa debit aliran sungai besar sedimen melayang dengan mempertimbangkan karekteristik fisik DAS. Model simulasi hidrologi pada dasarnya dibuat untuk menyederhanakan sistem hidrologi, sehingga perilaku sebagian komponen di dalam sistem dapat diketahui. Parameter yang diperlukan sebagai data masukannya pun lebih sederhana, mudah diukur dan cepat diperoleh hasil keluarannya. Model semacam ini diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada suatu DAS yang kurang lengkap atau tidak tersedia datanya. Adapun tantangan penelitian hidrologi DAS di Indonesia adalah kebutuhan akan data dasar yang menyangkut identifikasi dan karakterisasi DAS serta kalibrasi parameter-parameter berbagai model yang ada, disamping kebutuhan evaluasi kelayakan model hidrologi yang ada terhadao kesesuaiannya dengan kondisi DAS di Indonesia.

Dasar Teori Model Tank
Dalam analisis debit, air yang keluar dari lubang samping tank diasumsikan sebagai aliran permukaan dan air yang keluar dari lubang bawah diasumsikan sebagai infiltrasi yang merupakan base flow. Namun dalam tulisan ini, limpasan yang keluar dari lubang samping tank diasumsikan sebagai limpasan/ aliran permukaan (surface flow) dan limpasan yang keluar dari lubang dasar tank diasumsikan sebagai infiltasi di cekungan-cekungan atau tertahan oleh rintangan-rintangan baik yang alami maupun buatan. Untuk analisis angkutan sedimen melayang, struktur model dalam model tank dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
 
Sedangkan rumusan model angkutan sedimen melayang adalah sebagai berikut:
y1=[(Ta+R)-Th1)*C1] ----------------------------------------------------(1)
y2=[(Ta+R’)-Th2)*C2] ---------------------------------------------------(2)
yo=[(Ta+R)*Co] ----------------------------------------------------------(3)
Dimana:
y1 =limpasan angkutan sedimen melayang permukaan di tinggi lubang atas (mg/lt)
y2  =limpasan/ aliran permukaan
yo =limpasan angkutan sedimen melayang yang mengendap di cekungan-cekungan (mg/lt)
R =data curah hujan
Ta =tinggi tampungan pada waktu t (mm)
Th1  =tinggi lubang atas (mm)
Th2  =tinggi lubang bawah (mm)
c1  =koefisien lubang atas sisi kanan tank
c2 =koefisien lubang bawah sisi kanan tank
c0 =koefisien lubang bawah tank

Mekanisme Model Tank
Pemilihan dasar model tank adalah untuk mensimulasikan daerah aliran sungai dengan menggantinya menjadi sejumlah tampungan yang digambarkan sebagai sederet tank. Model tersebut dikembangkan oleh Dr. M Sugawara dari Jepang. Model tank merupakan model hidrologi yang dibuat untuk keperluan simulasi dari data hujan menjadi limpasan/ aliran di sungai pada DAS yang ditinjau. Tank tersebut mempunyai saluran pengeluaran di sisi bagian kanan yang menggambarkan aliran limpasan air hujan sedangkan saluran bagian bawah menggambarkan infiltrasi. Beberapa tank serupa dapat disusun secara paralel atau seri untuk menggambarkan suatu daerah aliran yang lebih besar disesuaikan dengan karakteristik DAS terutama struktur geologinya.

Model tank pada tulisan ini digambarkan sebagai suatu mekanisme limpasan angkutan sedimen melayang atau konsentrasi sedimen melayang di daerah tangkapan yang akan disubstitusikan dengan rangkaian 1 buah tank.
Hujan tersebut disamping membasahi lapisan permukaan, juga menghasilkan partikel-partikel tanah akibat hempasan percikan air hujan dan membawa partikel-partikel tanah yang disebut limpasan angkutan sedimen melayang permukaan. Bila air yang terkanding pada permukaan dasar telah mencapai optimum ditambah dengan kemiringan lereng lebih besar, maka air tersebut akan menambah limpasan permukaan yang berupa limpasan angkutan sedimen melayang melalui outlet-outlet di sisi kanan tank. Sedangkan di bagian bawah dari tank menggambarkan infiltrasi.


Hipotesis
Angkutan sedimen melayang di alur sungai sebagian besar disebabkan oleh erosi permukaan (sheet erosion) yang terjadi dalam daerah aliran sungai tersebut. Faktor utama dari erosi permukaan tersebut adalah pengaruh debit aliran sungai. Dengan mempertimbangkan faktor utama tersebut, terdapat hubungan antara limpasan/ aliran permukaan sungai dengan angkutan sedimen melayang. Berdasarkan data curah hujan, model hidrologi berupa model tank dengan optimasi parameter DAS, dapat digunakan untuk pendugaan angkutan sedimen melayang (konsentrasi sedimen).

Koefisien Korelasi, Kesalahan Relatif dan Kesalahan Volume
Untuk melihat sejauh mana hasil pendekatan optimasi maka nilai keluaran hasil perhitungan kalibrasi perlu dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan cara terukur di lapangan. Dengan menggunakan koefisien korelasi (R), untuk kesalahan volume (VE) kesalahan relatif (RE).
Nilai parameter model tank percobaan 1 untuk kalibrasi:
No.
Parameter Model Tank
Nilai
1
Koefisien lubang atas sisi kanan tank
c1
0,04
2
Koefisien lubang bawah sisi kanan tank
c2
0,02
3
Koefisien lubang bawah tank
c0
0,03
4
Tinggi lubang atas
Th1
50 mm
5
Tinggi lubang bawah
Th2
10 mm
6
Tinggi tampungan
Ta
500 mm
7
Koefisien erodibilitas tanah
K
0,24


PERHITUNGAN MODEL TANK PERCOBAAN 1
BULAN SEPTEMBER 1984 DI DAS LUSI BANJAREJO BLORA
(Hadi, 2004) 

Tgl
D. Sedimen lapangan (q0)
D. Hujan lapangan (R)
Ta
Tn =Ta+R
y0 =Tn*c0
y1
=(Tn-Th1)c1
y2
=(Tn-Th2)c2
T akhir
 =(Tn-y0-y1-y2)
Sc =y1+y2
Optimasi
qc =sc*k*A
q0
1
876
20
500
520
16
19
10
475
29
857
876
2
38
40
475
515
15
19
10
471
29
31
38
3
49
80
471
551
17
20
11
504
31
30
49
4
219
30
504
534
16
19
10
488
30
212
219
5
1378
17
488
505
15
18
10
462
28
1359
1378
6
614
18
462
480
14
17
9
439
27
608
614
7
1450
18
439
457
14
16
9
418
25
1431
1450
8
1436
50
418
468
14
17
9
428
26
1430
1436
9
361
50
428
478
14
17
9
437
26
342
361
10
407
19
437
456
14
16
9
417
25
401
407
11
1255
40
417
457
14
16
9
418
25
1236
1255
12
1905
11
418
429
13
15
8
393
24
899
1905
13
1039
15
393
408
12
14
8
373
22
1020
1039
14
491
27
373
400
12
14
8
366
22
486
491
15
1893
11
367
378
11
13
7
346
20
1874
1893
16
1318
16
346
362
11
12
7
332
20
1313
1318
17
1666
10
331
341
10
12
7
313
18
1647
1666
18
1492
20
313
333
10
11
6
305
18
1488
1492
19
286
11
305
316
9
11
6
290
17
267
286
20
362
15
290
305
9
10
6
280
16
358
362
21
1536
17
280
297
9
10
6
272
16
1517
1536
22
1768
40
272
312
9
10
6
286
17
764
1768
23
1423
50
286
336
10
11
7
308
18
1404
1423
24
302
40
308
348
10
12
7
319
19
298
302
25
385
40
319
359
11
12
7
329
19
366
385
26
362
30
329
359
11
12
7
329
19
357
362
27
324
30
329
359
11
12
7
329
19
305
324
28
255
50
329
379
11
13
7
347
21
250
255
29
341
80
347
427
13
15
8
391
23
322
341
30
168
11
391
402
12
14
8
368
22
163
168

Hasil perhitungan percobaan 1 dapat diketahui kesalahan volume 1,12, kesalahan relatif 0,98 dan koefisien korelasi 0,86.




Nilai parameter model tank percobaan 2 untuk kalibrasi:

No.
Parameter Model Tank
Nilai
1
Koefisien lubang atas sisi kanan tank
c1
0,03
2
Koefisien lubang bawah sisi kanan tank
c2
0,02
3
Koefisien lubang bawah tank
c0
0,03
4
Tinggi lubang atas
Th1
50 mm
5
Tinggi lubang bawah
Th2
10 mm
6
Tinggi tampungan
Ta
500 mm
7
Koefisien erodibilitas tanah
K
0,24


PERHITUNGAN MODEL TANK PERCOBAAN 2
BULAN SEPTEMBER 1984 DI DAS LUSI BANJAREJO BLORA
(Hadi, 2004) 

Tgl
D. Sedimen lapangan (q0)
D. Hujan lapangan (R)
Ta
Tn =Ta+R
y0 =Tn*c0
y1
 =(Tn-Th1)c1
y2
=(Tn-Th2)c2
T akhir
=(Tn-y0-y1-y2)
Sc =y1+y2
Optimasi
qc =sc*k*A
q0
1
876
20
500
520
16
14
10
480
24
847
876
2
38
40
480
520
16
14
10
480
24
32
38
3
49
80
480
560
17
15
11
517
26
43
49
4
219
30
517
547
16
15
11
505
26
213
219
5
1378
17
505
522
16
14
10
482
24
1341
1378
6
614
18
482
500
15
14
10
462
23
608
614
7
1450
18
482
500
15
14
10
462
23
1412
1450
8
1436
50
443
493
15
13
10
455
23
1430
1436
9
361
50
455
505
15
14
10
466
24
342
361
10
407
19
467
486
15
13
10
449
23
402
407
11
1255
40
448
488
15
13
10
451
23
1220
1255
12
1905
11
451
462
14
12
9
427
21
900
1905
13
1039
15
427
442
13
12
9
408
20
1007
1039
14
491
27
408
435
13
12
9
402
20
496
491
15
1893
11
382
393
12
10
8
363
18
1850
1893
16
1318
16
369
385
12
10
8
356
18
1314
1318
17
1666
10
349
359
11
9
7
332
16
1625
1666
18
1492
20
341
361
11
9
7
334
16
1488
1492
19
286
11
326
337
10
9
7
312
15
269
286
20
362
15
315
330
10
8
6
305
15
358
362
21
1536
17
307
324
10
8
6
300
15
1497
1536
22
1768
40
321
361
11
9
7
334
16
784
1768
23
1423
50
343
393
12
10
8
363
18
1385
1423
24
302
40
354
394
12
10
8
364
18
296
302
25
385
40
354
394
12
10
8
364
18
366
385
26
362
30
364
394
12
10
8
364
18
358
362
27
324
30
365
395
12
10
8
365
18
308
324
28
255
50
385
435
13
12
9
402
20
250
255
29
341
80
383
463
14
12
9
428
21
323
341
30
168
11
428
439
13
12
9
406
20
163
168

Hasil perhitungan percobaan 1 dapat diketahui kesalahan volume 0,99, kesalahan relatif 0,97 dan koefisien korelasi 0,97.



Berdasarkan hasil perbandingan pada percobaan 1 dan 2 diketahui bahwa nilai kesalahan volume dankesalahan relatif percobaan 2 lebih kecil dibandingkan percobaan 1. Sedangkan koefisien korelasi percobaan 2 lebih besar dibandingkan percobaan 1. Maka dapat ditarik kesimpulan nilaiparameter yang digunakan adalah nilai parameter percobaan 2.
Dengan standar parameter percobaan tersebut diperoleh nilai kesalahan volume (VE) =0,99%, kesalahan relatif (RE) =0,98% dan koefisien korelasi (r) =0,97. Angka-angka tersebut masih memenuhi standar yang disyaratkan yaitu:
Kesalahan volume (VE) =5%
Kesalahan relatif (RE) =-10%<RE<+10%
Koefisien korelasi (r) =0,7

KESIMPULAN
Hasil optimasi parameter model tank untuk angkutan sedimen melayang memberikan kinerja model yang baik, karena nilai-nilai ketelitiannya adalah tidak lebih dari 10% untuk kesalahan relatif (RE), tidak lebih dari 5% untuk kesalahan volume (VE) dan tidakkurang dari 0,7 untuk koefisien korelasi. Batasan yang digunakan dalam model rangkaian 1 buah tank adalah mengasumsikan bahwa besar sedimen melayang hanya dipengaruhi oleh besar curah hujan dan mengesampingkan faktor lain, misalnya kemiringan dan panjang lereng, jenis batuan, vegetasi dan lainnya. Pada tank tersebut mempunyai saluran pengeluaran di sisi bagian kanan yang menggambarkan aliran limpasan air hujan sedangkan saluran bagian bawah menggambarkan infiltrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, T. (2004). Kajian Pengaruh Limpasan/ Aliran Permukaan Terhadap Sedimen Melayang dengan Model Tank SungaiLusi di Banjarejo Blora Jawa Tengah. In Thesis. Semarang: UNDIP.
Mustafril. (2014). Analisis Potensi Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Singkil Menggunakan Model Tangki. Rona Teknik Pertanian, 7(1).
Purwanto, H. M. A. D. M. Y. J. (2001). Modifikasi Model Tangki untuk Mempelajari Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Limpasan. Buletin Keteknikan Pertanian, 15(1), 1–10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar