PENDAHULUAN
Berbagai upaya untuk mempelajari keseimbangan air dinamis dalam satuan daerah aliran sungai telah banyak dilakukan dan beberapa telah menghasilkan model hidrologi yang cukup baik. Diantaranya telah berkembang Tank Model dengan berbagai variasinya mengikuti kondisi aktual lapangannya. Tidak jarang beberapa set Tank Model disusun berlapis-lapis dalam rangka mempresentasikan kondisi lapangan. Namun demikian, pada hakekatnya ia tetap konsisten mengikuti bentuk aslinya, yang disebut Standard Tank Model (Mustafril, 2014). Berbagai metode telah banyak dikembangkan untuk menyederhanakan sistem hidrologi alam sehingga perilaku sebagian komponen di dalam sistem dapat diketahui. Parameter yang diperlukan sebagai data masukannya pun lebih sederhana, mudah diukur dan cepat diperoleh hasil keluarannya. Model semacam ini diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada suatu DAS yang kurang lengkap atau bahkan tidak tersedia datanya.
TUJUAN
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pemodelan dalam menentukan sedimen melayang pada suatu daerah aliran sungai dengan asumsi besar sedimen melayang berkorelasi dengan besar curah hujan.
PEMBAHASAN
Pemahaman dan pengenalan tentang karakteristik komponen-komponen yang ada di dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat diperlukan di dalam praktek pengelolaan DAS. Hal ini tidak mudah untuk dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh karena setiap komponen tersebut memiliki keragaman/ variabilitas secara spasial dan temporal. Interdependensi dan interaksi komponen-komponen DAS merupakan peubah yang juga turut mempengaruhi karakteristik umum dari sistem DAS dan terjadi dalam suatu kesetimbangan dinamis sehingga pola dan sifat interaksi dan interdependensinya juga selalu berubah. Oleh karena itu ilmu pengetahuan selalu mencoba mengembangkan dan menggunakan sistem modelling dalam pendekatan pengelolaan DAS untuk membantu memahami sifat dan perubahan sifat dari komponen-komponen tersebut.
Berbagai model simulasi hidrologi telah banyak dikembangkan di negara maju, untuk menerangkan proses perubahan masukan hujan menjadi keluaran berupa debit aliran sungai besar sedimen melayang dengan mempertimbangkan karekteristik fisik DAS. Model simulasi hidrologi pada dasarnya dibuat untuk menyederhanakan sistem hidrologi, sehingga perilaku sebagian komponen di dalam sistem dapat diketahui. Parameter yang diperlukan sebagai data masukannya pun lebih sederhana, mudah diukur dan cepat diperoleh hasil keluarannya. Model semacam ini diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada suatu DAS yang kurang lengkap atau tidak tersedia datanya. Adapun tantangan penelitian hidrologi DAS di Indonesia adalah kebutuhan akan data dasar yang menyangkut identifikasi dan karakterisasi DAS serta kalibrasi parameter-parameter berbagai model yang ada, disamping kebutuhan evaluasi kelayakan model hidrologi yang ada terhadao kesesuaiannya dengan kondisi DAS di Indonesia.
Dasar Teori Model Tank
Dalam analisis debit, air yang keluar dari lubang samping tank diasumsikan sebagai aliran permukaan dan air yang keluar dari lubang bawah diasumsikan sebagai infiltrasi yang merupakan base flow. Namun dalam tulisan ini, limpasan yang keluar dari lubang samping tank diasumsikan sebagai limpasan/ aliran permukaan (surface flow) dan limpasan yang keluar dari lubang dasar tank diasumsikan sebagai infiltasi di cekungan-cekungan atau tertahan oleh rintangan-rintangan baik yang alami maupun buatan. Untuk analisis angkutan sedimen melayang, struktur model dalam model tank dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sedangkan rumusan model angkutan sedimen melayang adalah sebagai berikut:
y1=[(Ta+R)-Th1)*C1] ----------------------------------------------------(1)
y2=[(Ta+R’)-Th2)*C2] ---------------------------------------------------(2)
yo=[(Ta+R)*Co] ----------------------------------------------------------(3)
Dimana:
y1 =limpasan angkutan sedimen melayang permukaan di tinggi lubang atas (mg/lt)
y2 =limpasan/ aliran permukaan
yo =limpasan angkutan sedimen melayang yang mengendap di cekungan-cekungan (mg/lt)
R =data curah hujan
Ta =tinggi tampungan pada waktu t (mm)
Th1 =tinggi lubang atas (mm)
Th2 =tinggi lubang bawah (mm)
c1 =koefisien lubang atas sisi kanan tank
c2 =koefisien lubang bawah sisi kanan tank
c0 =koefisien lubang bawah tank
Mekanisme Model Tank
Pemilihan dasar model tank adalah untuk mensimulasikan daerah aliran sungai dengan menggantinya menjadi sejumlah tampungan yang digambarkan sebagai sederet tank. Model tersebut dikembangkan oleh Dr. M Sugawara dari Jepang. Model tank merupakan model hidrologi yang dibuat untuk keperluan simulasi dari data hujan menjadi limpasan/ aliran di sungai pada DAS yang ditinjau. Tank tersebut mempunyai saluran pengeluaran di sisi bagian kanan yang menggambarkan aliran limpasan air hujan sedangkan saluran bagian bawah menggambarkan infiltrasi. Beberapa tank serupa dapat disusun secara paralel atau seri untuk menggambarkan suatu daerah aliran yang lebih besar disesuaikan dengan karakteristik DAS terutama struktur geologinya.
Model tank pada tulisan ini digambarkan sebagai suatu mekanisme limpasan angkutan sedimen melayang atau konsentrasi sedimen melayang di daerah tangkapan yang akan disubstitusikan dengan rangkaian 1 buah tank.
Hujan tersebut disamping membasahi lapisan permukaan, juga menghasilkan partikel-partikel tanah akibat hempasan percikan air hujan dan membawa partikel-partikel tanah yang disebut limpasan angkutan sedimen melayang permukaan. Bila air yang terkanding pada permukaan dasar telah mencapai optimum ditambah dengan kemiringan lereng lebih besar, maka air tersebut akan menambah limpasan permukaan yang berupa limpasan angkutan sedimen melayang melalui outlet-outlet di sisi kanan tank. Sedangkan di bagian bawah dari tank menggambarkan infiltrasi.
Hipotesis
Angkutan sedimen melayang di alur sungai sebagian besar disebabkan oleh erosi permukaan (sheet erosion) yang terjadi dalam daerah aliran sungai tersebut. Faktor utama dari erosi permukaan tersebut adalah pengaruh debit aliran sungai. Dengan mempertimbangkan faktor utama tersebut, terdapat hubungan antara limpasan/ aliran permukaan sungai dengan angkutan sedimen melayang. Berdasarkan data curah hujan, model hidrologi berupa model tank dengan optimasi parameter DAS, dapat digunakan untuk pendugaan angkutan sedimen melayang (konsentrasi sedimen).
Koefisien Korelasi, Kesalahan Relatif dan Kesalahan Volume
Untuk melihat sejauh mana hasil pendekatan optimasi maka nilai keluaran hasil perhitungan kalibrasi perlu dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan cara terukur di lapangan. Dengan menggunakan koefisien korelasi (R), untuk kesalahan volume (VE) kesalahan relatif (RE).
Nilai parameter model tank percobaan 1 untuk kalibrasi:
No.
|
Parameter Model Tank
|
Nilai
| |
1
|
Koefisien lubang atas sisi kanan tank
|
c1
|
0,04
|
2
|
Koefisien lubang bawah sisi kanan tank
|
c2
|
0,02
|
3
|
Koefisien lubang bawah tank
|
c0
|
0,03
|
4
|
Tinggi lubang atas
|
Th1
|
50 mm
|
5
|
Tinggi lubang bawah
|
Th2
|
10 mm
|
6
|
Tinggi tampungan
|
Ta
|
500 mm
|
7
|
Koefisien erodibilitas tanah
|
K
|
0,24
|
PERHITUNGAN MODEL TANK PERCOBAAN 1
BULAN SEPTEMBER 1984 DI DAS LUSI BANJAREJO BLORA
(Hadi, 2004)
Tgl
|
D. Sedimen lapangan (q0)
|
D. Hujan lapangan (R)
|
Ta
|
Tn =Ta+R
|
y0 =Tn*c0
|
y1
=(Tn-Th1)c1
|
y2
=(Tn-Th2)c2
|
T akhir
=(Tn-y0-y1-y2)
|
Sc =y1+y2
|
Optimasi
qc =sc*k*A
|
q0
|
1
|
876
|
20
|
500
|
520
|
16
|
19
|
10
|
475
|
29
|
857
|
876
|
2
|
38
|
40
|
475
|
515
|
15
|
19
|
10
|
471
|
29
|
31
|
38
|
3
|
49
|
80
|
471
|
551
|
17
|
20
|
11
|
504
|
31
|
30
|
49
|
4
|
219
|
30
|
504
|
534
|
16
|
19
|
10
|
488
|
30
|
212
|
219
|
5
|
1378
|
17
|
488
|
505
|
15
|
18
|
10
|
462
|
28
|
1359
|
1378
|
6
|
614
|
18
|
462
|
480
|
14
|
17
|
9
|
439
|
27
|
608
|
614
|
7
|
1450
|
18
|
439
|
457
|
14
|
16
|
9
|
418
|
25
|
1431
|
1450
|
8
|
1436
|
50
|
418
|
468
|
14
|
17
|
9
|
428
|
26
|
1430
|
1436
|
9
|
361
|
50
|
428
|
478
|
14
|
17
|
9
|
437
|
26
|
342
|
361
|
10
|
407
|
19
|
437
|
456
|
14
|
16
|
9
|
417
|
25
|
401
|
407
|
11
|
1255
|
40
|
417
|
457
|
14
|
16
|
9
|
418
|
25
|
1236
|
1255
|
12
|
1905
|
11
|
418
|
429
|
13
|
15
|
8
|
393
|
24
|
899
|
1905
|
13
|
1039
|
15
|
393
|
408
|
12
|
14
|
8
|
373
|
22
|
1020
|
1039
|
14
|
491
|
27
|
373
|
400
|
12
|
14
|
8
|
366
|
22
|
486
|
491
|
15
|
1893
|
11
|
367
|
378
|
11
|
13
|
7
|
346
|
20
|
1874
|
1893
|
16
|
1318
|
16
|
346
|
362
|
11
|
12
|
7
|
332
|
20
|
1313
|
1318
|
17
|
1666
|
10
|
331
|
341
|
10
|
12
|
7
|
313
|
18
|
1647
|
1666
|
18
|
1492
|
20
|
313
|
333
|
10
|
11
|
6
|
305
|
18
|
1488
|
1492
|
19
|
286
|
11
|
305
|
316
|
9
|
11
|
6
|
290
|
17
|
267
|
286
|
20
|
362
|
15
|
290
|
305
|
9
|
10
|
6
|
280
|
16
|
358
|
362
|
21
|
1536
|
17
|
280
|
297
|
9
|
10
|
6
|
272
|
16
|
1517
|
1536
|
22
|
1768
|
40
|
272
|
312
|
9
|
10
|
6
|
286
|
17
|
764
|
1768
|
23
|
1423
|
50
|
286
|
336
|
10
|
11
|
7
|
308
|
18
|
1404
|
1423
|
24
|
302
|
40
|
308
|
348
|
10
|
12
|
7
|
319
|
19
|
298
|
302
|
25
|
385
|
40
|
319
|
359
|
11
|
12
|
7
|
329
|
19
|
366
|
385
|
26
|
362
|
30
|
329
|
359
|
11
|
12
|
7
|
329
|
19
|
357
|
362
|
27
|
324
|
30
|
329
|
359
|
11
|
12
|
7
|
329
|
19
|
305
|
324
|
28
|
255
|
50
|
329
|
379
|
11
|
13
|
7
|
347
|
21
|
250
|
255
|
29
|
341
|
80
|
347
|
427
|
13
|
15
|
8
|
391
|
23
|
322
|
341
|
30
|
168
|
11
|
391
|
402
|
12
|
14
|
8
|
368
|
22
|
163
|
168
|
Hasil perhitungan percobaan 1 dapat diketahui kesalahan volume 1,12, kesalahan relatif 0,98 dan koefisien korelasi 0,86.
Nilai parameter model tank percobaan 2 untuk kalibrasi:
No.
|
Parameter Model Tank
|
Nilai
| |
1
|
Koefisien lubang atas sisi kanan tank
|
c1
|
0,03
|
2
|
Koefisien lubang bawah sisi kanan tank
|
c2
|
0,02
|
3
|
Koefisien lubang bawah tank
|
c0
|
0,03
|
4
|
Tinggi lubang atas
|
Th1
|
50 mm
|
5
|
Tinggi lubang bawah
|
Th2
|
10 mm
|
6
|
Tinggi tampungan
|
Ta
|
500 mm
|
7
|
Koefisien erodibilitas tanah
|
K
|
0,24
|
PERHITUNGAN MODEL TANK PERCOBAAN 2
BULAN SEPTEMBER 1984 DI DAS LUSI BANJAREJO BLORA
(Hadi, 2004)
Tgl
|
D. Sedimen lapangan (q0)
|
D. Hujan lapangan (R)
|
Ta
|
Tn =Ta+R
|
y0 =Tn*c0
|
y1
=(Tn-Th1)c1
|
y2
=(Tn-Th2)c2
|
T akhir
=(Tn-y0-y1-y2)
|
Sc =y1+y2
|
Optimasi
qc =sc*k*A
|
q0
|
1
|
876
|
20
|
500
|
520
|
16
|
14
|
10
|
480
|
24
|
847
|
876
|
2
|
38
|
40
|
480
|
520
|
16
|
14
|
10
|
480
|
24
|
32
|
38
|
3
|
49
|
80
|
480
|
560
|
17
|
15
|
11
|
517
|
26
|
43
|
49
|
4
|
219
|
30
|
517
|
547
|
16
|
15
|
11
|
505
|
26
|
213
|
219
|
5
|
1378
|
17
|
505
|
522
|
16
|
14
|
10
|
482
|
24
|
1341
|
1378
|
6
|
614
|
18
|
482
|
500
|
15
|
14
|
10
|
462
|
23
|
608
|
614
|
7
|
1450
|
18
|
482
|
500
|
15
|
14
|
10
|
462
|
23
|
1412
|
1450
|
8
|
1436
|
50
|
443
|
493
|
15
|
13
|
10
|
455
|
23
|
1430
|
1436
|
9
|
361
|
50
|
455
|
505
|
15
|
14
|
10
|
466
|
24
|
342
|
361
|
10
|
407
|
19
|
467
|
486
|
15
|
13
|
10
|
449
|
23
|
402
|
407
|
11
|
1255
|
40
|
448
|
488
|
15
|
13
|
10
|
451
|
23
|
1220
|
1255
|
12
|
1905
|
11
|
451
|
462
|
14
|
12
|
9
|
427
|
21
|
900
|
1905
|
13
|
1039
|
15
|
427
|
442
|
13
|
12
|
9
|
408
|
20
|
1007
|
1039
|
14
|
491
|
27
|
408
|
435
|
13
|
12
|
9
|
402
|
20
|
496
|
491
|
15
|
1893
|
11
|
382
|
393
|
12
|
10
|
8
|
363
|
18
|
1850
|
1893
|
16
|
1318
|
16
|
369
|
385
|
12
|
10
|
8
|
356
|
18
|
1314
|
1318
|
17
|
1666
|
10
|
349
|
359
|
11
|
9
|
7
|
332
|
16
|
1625
|
1666
|
18
|
1492
|
20
|
341
|
361
|
11
|
9
|
7
|
334
|
16
|
1488
|
1492
|
19
|
286
|
11
|
326
|
337
|
10
|
9
|
7
|
312
|
15
|
269
|
286
|
20
|
362
|
15
|
315
|
330
|
10
|
8
|
6
|
305
|
15
|
358
|
362
|
21
|
1536
|
17
|
307
|
324
|
10
|
8
|
6
|
300
|
15
|
1497
|
1536
|
22
|
1768
|
40
|
321
|
361
|
11
|
9
|
7
|
334
|
16
|
784
|
1768
|
23
|
1423
|
50
|
343
|
393
|
12
|
10
|
8
|
363
|
18
|
1385
|
1423
|
24
|
302
|
40
|
354
|
394
|
12
|
10
|
8
|
364
|
18
|
296
|
302
|
25
|
385
|
40
|
354
|
394
|
12
|
10
|
8
|
364
|
18
|
366
|
385
|
26
|
362
|
30
|
364
|
394
|
12
|
10
|
8
|
364
|
18
|
358
|
362
|
27
|
324
|
30
|
365
|
395
|
12
|
10
|
8
|
365
|
18
|
308
|
324
|
28
|
255
|
50
|
385
|
435
|
13
|
12
|
9
|
402
|
20
|
250
|
255
|
29
|
341
|
80
|
383
|
463
|
14
|
12
|
9
|
428
|
21
|
323
|
341
|
30
|
168
|
11
|
428
|
439
|
13
|
12
|
9
|
406
|
20
|
163
|
168
|
Hasil perhitungan percobaan 1 dapat diketahui kesalahan volume 0,99, kesalahan relatif 0,97 dan koefisien korelasi 0,97.
Berdasarkan hasil perbandingan pada percobaan 1 dan 2 diketahui bahwa nilai kesalahan volume dankesalahan relatif percobaan 2 lebih kecil dibandingkan percobaan 1. Sedangkan koefisien korelasi percobaan 2 lebih besar dibandingkan percobaan 1. Maka dapat ditarik kesimpulan nilaiparameter yang digunakan adalah nilai parameter percobaan 2.
Dengan standar parameter percobaan tersebut diperoleh nilai kesalahan volume (VE) =0,99%, kesalahan relatif (RE) =0,98% dan koefisien korelasi (r) =0,97. Angka-angka tersebut masih memenuhi standar yang disyaratkan yaitu:
- Kesalahan volume (VE) =5%
- Kesalahan relatif (RE) =-10%<RE<+10%
- Koefisien korelasi (r) =0,7
KESIMPULAN
Hasil optimasi parameter model tank untuk angkutan sedimen melayang memberikan kinerja model yang baik, karena nilai-nilai ketelitiannya adalah tidak lebih dari 10% untuk kesalahan relatif (RE), tidak lebih dari 5% untuk kesalahan volume (VE) dan tidakkurang dari 0,7 untuk koefisien korelasi. Batasan yang digunakan dalam model rangkaian 1 buah tank adalah mengasumsikan bahwa besar sedimen melayang hanya dipengaruhi oleh besar curah hujan dan mengesampingkan faktor lain, misalnya kemiringan dan panjang lereng, jenis batuan, vegetasi dan lainnya. Pada tank tersebut mempunyai saluran pengeluaran di sisi bagian kanan yang menggambarkan aliran limpasan air hujan sedangkan saluran bagian bawah menggambarkan infiltrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, T. (2004). Kajian Pengaruh Limpasan/ Aliran Permukaan Terhadap Sedimen Melayang dengan Model Tank SungaiLusi di Banjarejo Blora Jawa Tengah. In Thesis. Semarang: UNDIP.
Mustafril. (2014). Analisis Potensi Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Singkil Menggunakan Model Tangki. Rona Teknik Pertanian, 7(1).
Purwanto, H. M. A. D. M. Y. J. (2001). Modifikasi Model Tangki untuk Mempelajari Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Limpasan. Buletin Keteknikan Pertanian, 15(1), 1–10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar